Sabtu, 20 Oktober 2012

UJI KOMPETENSI GURU: LBH Pertanyakan Landasan Hukum


Compact_kompetensi_guru-antara

JAKARTA: Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) bersama LBH mempertanyakan landasan hukum dari Uji Kompetensi Guru (UKG) kepada Kemendikbud.

Retno Listyarti, Sekjen FSGI menilai pernyataan uji kompetensi guru tidak tertuang dalam peraturan pemerintah Kemendikbud 57/2012.

Pernyataan tersebut juga diamini oleh Pengacara LBH Jakarta Edy Gurning. Ia menyebutkan permasalah teknis seperti tidak terteranya UKG di dalam PP tersebut sangat rawan di ranah hukum.

“Jika kita bicara dalam ranah hukum,  aturan tersebut tidak menyebutkan secara eksplisit mengenai UKG tersebut sehingga keabsahannya harus dipertanyakan,” ujarnya dalam pertemuan dengan Kemendikbud, Kamis (18/10).

Dia juga menyesalkan proses dan sistem UKG yang tidak berjalan baik sehingga terjadi masalah yang menganggu UKG tersebut.

“Kami datang ke sini untuk memberi saran dan mengkritisi UKG ini yang tidak memiliki dasar hukum yang kuat,” tegasnya.

Pada 15 Agustus lalu, FKGI sudah mengajukan gugatan terhadap jalannya UGK ini kepada Mahkamah Agung.




disalin & ditempel oleh ; wisdeni sumber

Seluruh wilayah RI terjangkau telekomunikasi pada 2014

Ilustrasi (SAS)

Nunukan (ANTARA News) - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) RI menargetkan seluruh wilayah Indonesia sudah terjangkau sarana telekomunikasi pada 2014.

Dewan Pengawas BP3TKI Kemkominfo RI, Ir Fatimah Dahlan di Nunukan, Kamis, mengatakan, untuk wilayah perbatasan seperti Kabupaten Nunukan yang berbatasan dengan Malaysia sarana prasarana yang akan dibangun akan berbeda dengan wilayah yang bukan perbatasan.

Sebagaimana diketahui bahwa, jaringan telekomunikasi Malaysia sangat mengganggu sistem jaringan di wilayah itu akibat kuatnya jaringan di negara tersebut. 

Untuk itu, lanjut Fatimah Dahlan, sistem telekomunikasi yang akan dibangun di Kabupaten Nunukan berupa mobil pusat layanan internet kecamatan (M-PLIK) diharapkan dapat bersaing dengan sistem jaringan dari Malaysia tersebut.

Ia menambahkan, Kabupaten Nunukan sebagai salah wilayah perbatasan dengan negara lainnya akan diberikan fasilitas spesifikasi khusus.

"Jadi untuk Kabupaten Nunukan akan diberikan M-PLIK spesifikasi khusus supaya bisa bersaing dengan negara tetangga Malaysia," ujarnya.

M-PLIk yang akan dibangun di wilayah itu, berupa Base Transceiver Station (BTS) yang bisa menjaring informasi lebih kuat sehingga sistem jaringan telekomunikasi dari Malaysia tidak mengganggu lagi.

Rencana pembangunan jaringan telekomunikasi di Kabupaten Nunukan ini, Fatimah Dahlan berjanji seluruhnya telah rampung paling lambat 2014. 

Menurutnya, proses permulaan pembangunan sudah mulai berjalan tetapi mengingat Kabupaten Nunukan sebagai wilayah perbatasan sehingga membutuhkan persiapan yang lebih matang.

"Kalau di Sulawesi sudah mulai berjalan," jelasnya.

Untuk wilayah Pulau Kalimantan sendiri, lanjut dia, pekerjaan pembangunan jaringan atau akses telekomunikasi ini dipihakketigakan kepada PT Telkomsel. 

Masalah lokasi pembangunan akses jaringan telekomunikasi yang akan dibangun di Kabupaten Nunukan, titik koordinatnya sudah ditentukan, tegasnya.

Fatimah Dahlan menyatakan, kekuatan masing-masing BTS untuk wilayah perbatasan ini berbeda-beda tergantung letak geografisnya misalnya BTS yang dibangun di perbatasan Papua dengan Papua Nugini tentunya berbeda dengan BTS yang akan dibangun di perbatasan Kalimantan dengan Malaysia.
(ANT-327/A041)



disalin & ditempel oleh : wisdeni sumber

3.500 Beasiswa Spesialis Mata dari Kemenkes

Ilustrasi: ist.
Ilustrasi: ist.


BANDUNG-Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyiapkan beasiswa bagi 3.500 mahasiswa kedokteran yang ingin mendalami ilmu spesialis mata.

"Kami berkomitmen bagi masyarakat Indonesia yang mengalami gangguan penglihatan. Salah satunya lewat bantuan beasiswa menjadi dokter spesialis mata," kata Wakil Menteri Kesehatan RI Ali Ghufron Mukti, usai Pencanangan Pemberantasan Kebutaan di Indonesia Dalam Rangka World Sight Day 2012, di RSM Cicendo, Bandung, Jumat (12/10/2012).

Menurut Ali, pihaknya menyediakan beasiswa untuk 3.500 mahasiswa yang ada di berbagai tempat di Indonesia. Ali mengklaim, program beasiswa ini sudah berjalan cukup bagus. "Meski belum semuanya dipakai, baru 1.500," sebutnya.

Meski disediakan bagi mahasiswa di seluruh Indonesia, program ini diprioritaskan pada daerah-daerah yang membutuhkan dokter mata. "Sebarannya se-Indonesia, terutama daerah perbatasan, kepulauan dan tertinggal," ujarnya.

Wamenkes menegaskan, Kemenkes menjadikan pemberantasan kebutaan sebagai prioritas. Dia membantah kritik halus yang disampaikan Direktur Utama RSM Cicendo bahwa kebutaan belum menjadi agenda prioritas pemerintah, khususnya Kemenkes.

"Kemenkes dikatakan belum komitmen, semoga saya salah dengar. Hari kesehatan mata dunia ini penting. Maka saya datang ke sini. Ini komitmen," katanya.

Dalam kesempatan itu, dia juga menyaksikan penandatanganan MoU RSM Cicendo dengan Solidaritas Ibu Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB) tentang penanggulangan kebutaan di Indonesia.



disalin & ditempel oleh : wisdeni sumber

Insinyur Inggris Bikin Bensin dari Udara


foto

TEMPO.CO Teesside-- Teknologi baru di bidang energi yang revolusioner muncul di Inggris. Air Fuel Syndication, sebuah perusahaan kecil di utara negeri Ratu Elizabeth II, telah mengembangkan teknologi "penangkap udara" untuk menciptakan bensin sintetis dari udara.

Temuan ini diklaim sebagai terobosan menakjubkan untuk memerangi perubahan iklim dan penyelamat krisis energi dunia. Teknologi, yang dipaparkan dalam konferensi rekayasa teknologi di London pekan ini, dapat menghilangkan karbon dioksida di atmosfer.

Tim insinyur perusahaan membuat bensin dengan mencampur natrium hidroksida (NaOH) dengan karbon dioksida (CO2). Senyawa campuran itu lantas dielektrolisis untuk menghasilkan karbon dioksida murni. Pada saat bersamaan, hidrogen diproduksi lewat elektrolisis uap air yang ditangkap dengan alat penghilang kelembapan (dehumidifier).

"Karbon dioksida murni dan hidrogen lantas dicampur untuk menghasilkan metanol yang selanjutnya dilewatkan reaktor bahan bakar bensin untuk menciptakan bensin," kata Direktur Air Fuel Syndication, Peter Harrison, Jumat 19 Oktober 2012.

Ia mengatakan teknologi ini telah menghasilkan lima liter bensin dalam waktu kurang dari tiga bulan dari kilang kecil di Stockton-on-Tees, Teesside. Bensin tersebut dapat digunakan untuk semua perkakas berbahan bakar minyak. Selain itu bensin dari udara yang bebas karbon ini dapat digunakan untuk memproduksi listrik.

"Senyawa bahan bakar yang dihasilkan terlihat dan berbau seperti bensin, tetapi jauh lebih bersih dan tidak menghasilkan emisi karbon," imbuh Harrison, seorang insinyur sipil dari Darlington, Co Durham.

Proyek senilai Rp 1,1 miliar ini dibangun selama dua tahun terakhir. Sumber dana berasal dari sekelompok dermawan anonim yang percaya teknologi ini bisa menjadi cara yang menguntungkan untuk menciptakan energi terbarukan.

"Sayangnya perusahaan minyak besar tidak mendukung teknologi ini," ujar Harrison, seperti dikutip Telegraph. Ia berharap dalam dua tahun mendatang bisa membangun pabrik besar yang dapat memproduksi lebih dari satu ton bensin per hari dengan masa operasi kilang selama 15 tahun.

Dukungan justru datang dari Lembaga Insinyur Mesin Inggris (IMechE), yang menilai teknologi ini sangat bagus dan dapat berperan besar menghadapi perubahan iklim. Ketergantungan terhadap minyak mentah dunia yang harganya tidak stabil juga dapat ditekan dengan produksi bensin dari udara.

"Ini bisa menjadi sebuah kisah sukses besar Inggris, yang membuka peluang untuk mengurangi emisi karbon," kata Kepala Eksekutif IMechE, Stephen Tetlow.



disalin & ditempel oleh : wisdeni sumber

Obat ARV Generik Bisa Turunkan Penularan HIV


Obat ARV Generik Bisa Turunkan Penularan HIV
RIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Adanya Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 76 Tahun 2012 tentang Pelaksaaan Paten oleh Pemerintah terhadap Obat Antiviral dan Antiretroviral dianggap mampu menurunkan tingkat penularan baru HIV di Indonesia.
Hal ini diutarakan oleh Aditya Wardhana, Direktur Eksekutif dari Indonesia AIDS Coalition (IAC) dalam rilisnya yang diterima Tribunnews.com, Rabu (17/10/2012).
“Kehadiran Perpres ini membuat kita punya kesempatan mengalahkan epidemi AIDS di Indonesia. Tingkat keberhasilan terapi obat ARV pada ODHA (Orang dengan HIV dan AIDS) terbukti secara ilmiah mampu menurunkan tingkat penularan baru HIV sebesar 96%," jelas Aditya.
Sehingga menurut Aditya, dengan semakin banyaknya jenis ARV, maka diharapkan keberhasilan pengobatan pada ODHA akan semakin meningkat sehingga angka penularan baru bisa menurun. Dan dapat diambil kesimpulan, pengobatan pada ODHA sama dengan pencegahan HIV pada masyarakat.
Lebih lanjut Aditya mengatakan, selama ini ganjalan bagi ODHA dalam memulai dan menjalankan terapi ARV adalah masih adanya ketakutan akan efek samping dari obat yang jenisnya terbatas serta keberlanjutan terapi ini.
Kemudian adanya produksi dalam negeri dengan jenis yang memadai diharapkan akan memupus ketakutan-ketakutan ini. Tak hanya itu, kehadiran ARV secara berkesinambungan juga akan membantu menghilangkan stigma bahwa HIV sama dengan kematian.
"Ini adalah pesan positif bagi kesehatan publik. Dengan terapi ARV, ODHA bisa tetap bertahan sehat sampai berpuluh tahun. Ini merupakan kampanye bagi masyarakat untuk kemudian berani melakukan tes HIV," ungkap Aditya.

disalin & ditempel oleh : wisdeni sumber

Kini Ada Cara Instan Deteksi Formalin


Kini Ada Cara Instan Deteksi Formalin
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Formalin, seperti diketahui, sangat berbahaya penggunaannya di dalam makanan karena bersifat karsinogenik atau menyebabkan kanker dan mutagen atau menimbulkan kerusakan pada jaringan dan sel dalam tubuh.
Makanan berformalin juga menyebabkan iritasi lambung, alergi, muntah, diare bercampur darah, dan pada kasus-kasus jangka panjang bisa berakhir dengan kematian.
Memeriksa kandungan formalin di bahan makanan secara cepat dan akurat memang tidaklah mudah. Terutama bagi masyarakat umum. Namun, kini hal ini dimungkinkan setelah penelitian tentang test kit formalin berhasil dibuat dengan nama Antilin.
Antilin adalah reagen penguji residu formalin pada makanan dan produk olahan lain, baik padat maupun yang berbentuk cairan. Antilin dikembangkan untuk mendeteksi secara cepat kandungan formalin pada makanan dan produk olahan.
Antilin dikembangkan oleh para peneliti di Badan Litbang Kelautan dan Perikanan, dan dijual bebas dengan harga Rp 200.000 per paket.
"Harga ini lebih murah dibandingkan alat penguji formalin lain yang sekarang beredar di pasaran, karena normalnya bisa mencapai harga Rp1 juta," kata Prof Riset Endang Sri Heruwati, ketua tim peneliti Antilin.
Seperti dikutip laman Sentra HKI KKP, invensi ini menyediakan alat uji untuk mendeteksi residu formalin pada makanan dalam bentuk padat atau cairan, yang terdiri atas dua botol reagen campuran larutan pewarna pararosanilin dan larutan asam klorida. 
Setiap paket juga disertai dengan dua botol kosong dengan ukuran 10-30 ml sebagai botol reaksi masing-masing untuk sampel dan untuk blanko yang dilengkapi dengan satu siring volume 5-10 ml untuk mengambil sampel dalam jumlah tertentu dan 1 lembar petunjuk cara pengujian, sehingga sangat praktis untuk digunakan di lapangan. 



disalin & ditempel oleh : wisdeni sumber

Antilin, Cara Praktis Memeriksa Formalin di Makanan

Antilin, Cara Praktis Memeriksa Formalin di Makanan




















REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Masyarakat umum kini bisa memeriksa ada tidaknya kandungan formalin di bahan makanan secara cepat dan akurat. Hal ini dimungkinkan setelah penelitian tentang test kit formalin berhasil dibuat dengan nama Antilin.

Antilin adalah reagen penguji residu formalin pada makanan dan produk olahan lain, baik padat maupun yang berbentuk cairan. Antilin dikembangkan untuk mendeteksi secara cepat kandungan formalin pada makanan dan produk olahan.

Formalin, seperti telah diketahui oleh masyarakat, sangat berbahaya penggunaannya di dalam makanan karena bersifat karsinogenik atau menyebabkan kanker dan mutagen atau menimbulkan kerusakan pada jaringan dan sel dalam tubuh.

Makanan berformalin juga menyebabkan iritasi lambung, alergi, muntah, diare bercampur darah, dan pada kasus-kasus jangka panjang bisa berakhir dengan kematian.

Antilin dikembangkan oleh para peneliti di Badan Litbang Kelautan dan Perikanan, dan dijual bebas dengan harga Rp 200.000 per paket.

"Harga ini lebih murah dibandingkan alat penguji formalin lain yang sekarang beredar di pasaran, karena normalnya bisa mencapai harga Rp1 juta," kata Prof Riset Endang Sri Heruwati, ketua tim peneliti Antilin.

Atas inovasinya ini, Prof Endang menerima penghargaan Tanda Kehormatan Bintang Jasa dari negara pada 13 Agustus 2012. Dan penghargaan ini merupakan yang pertama kali bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan.




disalin & ditempel oleh : wisdeni sumber

Siswi SMA 3 Denpasar Ubah Daun Pegagan Jadi Obat Luka



Pegagan bernama Latin Centella asiatica L. Orang Jawa menyebutnya antanan atau ganggagan, sedangkan orang Sunda menamainya antanan gede.


JAKARTA, KOMPAS.com — Pada penutupan Olimpiade Pelajar Seluruh Indonesia (OPSI), dua siswi dari SMA Negeri 3 Denpasar berhasil menyabet medali emas untuk bidang sains terapan dari penelitiannya. Keduanya adalah Ni Made Erika Suciari dan I Dewa Ayu Sudiari Dewi.
Gadis Bali yang kini duduk di bangku kelas XII, Ni Made Erika Suciari, menuturkan bahwa dirinya sempat tidak percaya diri ketika melihat penelitian pesaingnya yang berasal dari sekolah menengah atas dari seluruh Indonesia. Ia juga tidak pernah berpikir akan menang dalam OPSI 2012.
"Yang lain bagus-bagus penelitiannya. Saya sempat takut dan enggak nyangka akan menang," kata Erika, Sabtu (13/10/2012).
Penelitian yang dilakukan oleh Erika dan temannya terbilang unik. Dengan malu-malu, ia menceritakan awal mulanya memilih penelitian mengambil ekstrak daun pegagan untuk luka bakar dan penyakit kulit.
"Di Bali itu daun pegagan sering digunakan untuk menyembuhkan luka. Itu sudah menjadi kearifan lokal di Bali," ujar Erika.
Ia pun mengaku telah melakukan penelitian sejak tahun lalu. Dari penelitian di dalam laboratorium, ia menemukan kandungan zat asiaticoside dan asiatic acid pada daun pegagan yang berfungsi memperbaiki kerusakan sel.
Selain berkutat di laboratorium, ia juga bertanya pada sekelilingnya mengenai khasiat dari daun pegagan ini secara langsung. Di daerah asalnya tersebut, cara penggunaan daun pegagan untuk menyembuhkan luka adalah dengan mengunyahnya dan kemudian ditempelkan langsung pada luka.
Melihat hal tersebut, ia dan temannya berinovasi dengan mengubah ekstrak daun pegagan tersebut menjadi obat berbasis krim.
"Biar lebih mudah dibawa dan lebih mudah digunakan, kami mengubah ekstrak daun pegagan tersebut jadi semacam salep," ungkapnya.
Ia berharap untuk ke depannya penelitian ini dapat membawa dampak positif bagi masyarakat dan dapat digunakan secara massal.
"Semoga berguna untuk orang-orang. Ini kan asalnya dari tumbuhan, jadi tidak berbahaya," tandasnya.



disalin & ditemepl oleh : wisdeni sumber

Kemendikbud Minta PT Berikan Pendidikan Antikorupsi



PURWOKERTO, KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan meminta perguruan tinggi di seluruh Indonesia memberikan mata kuliah atau pendidikan antikorupsi bagi mahasiswa sebagai bagian dari gerakan pemberantasan korupsi.
"Keberadaan pendidikan antikorupsi di kampus, sebenarnya lebih kepada menularkan semangat untuk mendorong perguruan tinggi ikut serta dalam gerakan pemberantasan korupsi," kata Kepala Pusat informasi dan Humas Kemendikbud Ibnu Hamad di Purwokerto, Jumat (19/10/2012).
Ibnu mengatakan hal itu usai kegiaan Sosialisasi Undang-Undang Pendidikan Tinggi di Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto.
Kendati demikian, dia mengatakan sebelum pendidikan antikorupsi diajarkan, para dosen yang akan mengajarkannya harus mengikuti pelatihan atau "training of trainer" (TOT).
Menurut dia, hingga saat ini Kemendikbud telah mengadakan TOT bagi 1.000 dosen, baik perguruan tinggi negeri maupun swasta.
Ia mengatakan, pelatihan tersebut diharapkan bisa menjadi embrio terselenggaranya mata kuliah antikorupsi di seluruh perguruan tinggi. "Kami mendorong agar seluruh perguruan tinggi bisa menyelenggarakan pendidikan antikorupsi ini," katanya.
Ia mengharapkan, pendidikan antikorupsi bisa menekan laju korupsi di Indonesia dan penerapan UU Pendidikan Tinggi bisa menekan angka korupsi di lembaga pendidikan tinggi.
Meskipun telah memberikan pelatihan bagi para dosen, dia mengatakan Kemendikbud belum bisa memastikan jumlah kampus yang sudah mengajarkan pendidikan antikorupsi sebagai mata kuliah pilihan.
"Kami belum melakukan pemetaan terkait perguruan tinggi mana saja yang telah mengajarkan pendidikan antikorupsi di Indonesia saat ini. Namun yang sudah pasti adalah ITB dan UI yang telah memasukkan mata kuliah antikorupsi," katanya.
Sementara itu, Pembantu Rektor II Unsoed Purwokerto Eko Haryanto mengatakan pihaknya belum akan menambahkan mata kuliah antikorupsi karena hingga saat ini belum ada dosen perguruan tinggi negeri ini yang mengikuti pelatihan. "Kami akan kirim dosen untuk mengikuti pelatihan," katanya.
Kendati demikian, dia mengatakan pihaknya akan menyerahkan kepada mekanisme hukum jika ada dosen Unsoed yang terlibat korupsi.



disalin & ditempel oelh : wisdeni sumber

Mengolah Air Gambut Menjadi Air Sehat

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia/NOVANDesain IPAG60

Masyarakat di lahan gambut berisiko mengalami gangguan kesehatan karena mengonsumsi air bersifat asam yang bisa membuat gigi keropos. Selain itu, air gambut mengandung zat organik ataupun anorganik yang bisa mengganggu metabolisme tubuh.

Untuk mengatasi masalah itu, periset pada Pusat Penelitian Limnologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Ignatius DA Sutapa, merancang instalasi pengolah air gambut menjadi air baku yang sehat untuk dikonsumsi. ”Hasil penelitian kami sudah dimanfaatkan di Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah, dan Kabupaten Bengkalis, Riau,” kata Sutapa, Kamis (2/8), di Cibinong Science Center LIPI, Cibinong, Jawa Barat.

Saat ini, instalasi pengolah air gambut (IPAG) LIPI diproduksi dengan kapasitas 60 liter per menit. IPAG60 mampu mencukupi kebutuhan air bersih 100 rumah tangga.

Air gambut memiliki derajat keasaman (pH) 2,7- 4. Adapun pH netral adalah 7. Pengolahan air gambut melalui sejumlah tahapan, meliputi koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi, dekolorisasi, netralisasi, dan desinfektasi.

Air gambut yang berwarna hitam kecoklatan itu mengandung senyawa organik trihalometan yang bersifat karsinogenik (memicu kanker). Selain itu, air gambut mengandung logam besi dan mangan dengan kadar cukup tinggi. Konsumsi dalam jangka panjang bisa mengganggu kesehatan.

Diendapkan dan disaring

Air gambut diolah dengan cara koagulasi (diendapkan). Koagulan utama yang digunakan adalah alum sulfat. Koagulan ini digunakan dengan variasi konsentrasi hingga 50 bagian per sejuta (ppm), bergantung pada kepekatan air gambut.

Koagulasi menghasilkan endapan yang ditampung dalam bak sedimentasi. Selanjutnya, air dialirkan untuk disaring dengan pasir silika dan antrasit.

Unit filtrasi merupakan saringan pasir cepat. Diameter pasir silika dan antrasit adalah 0,6-2 milimeter.

Komposisi media penyaring disusun berdasarkan tingkat efisiensi proses koagulasi. Media filter memungkinkan terbentuknya biofilm mikroorganisme. Ini yang menguraikan polutan organik air gambut yang dialirkan.

Untuk menghilangkan bau, warna, dan rasa digunakan penyaring karbon aktif. Dengan ukuran partikel karbon aktif relatif kecil, warna air gambut yang pekat dan mengandung asam humat dapat diserap.

Konsentrasi karbon aktif bergantung pada intensitas warna yang akan direduksi. Kemudian dilanjutkan dengan proses netralisasi tingkat keasaman air menggunakan soda ash. Untuk membunuh bakteri patogen di dalam air digunakan kalsium hipoklorit.

Dipatenkan

Tahun 2012, LIPI menghasilkan tiga unit IPAG60 dan sedang mengerjakan pesanan sebanyak 15 unit. Metode pengolahan air gambut serta kelengkapan peralatannya sedang dipatenkan.

Sutapa mendaftarkan hak paten dengan nomor registrasi P00201000586 ke Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Klaim patennya mencakup pengolahan air gambut, termasuk ditemukannya kombinasi optimal antara proses netralisasi, pembubuhan karbon aktif, dan koagulasi.

Dari hasil penemuan instalasi pengolah air gambut memungkinkan dibuat sistem pengolah air gambut yang kontinu dengan produktivitas tinggi. Peralatannya bisa dirancang dalam bentuk kecil dan mudah dibawa.

”Pemerintah Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah, dan PT Sinar Mas di Riau sudah memasang IPAG60,” kata Sutapa.

Sutapa merancang IPAG60 bersama peneliti LIPI lain yang tergabung ke dalam Program Kompetitif LIPI, Energi Bersih Terbarukan, dan Pasokan Air Bersih Berkelanjutan. IPAG60 merupakan instalasi pengolah air gambut menjadi air bersih terbesar di Indonesia saat ini.

Kualitas air produksinya memenuhi standar kesehatan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 Tahun 2010. Untuk pengolahan dibutuhkan energi listrik relatif rendah. Energi itu bisa diupayakan dari panel surya.

Biaya produksi air bersih mencapai Rp 15.000-Rp 25.000 per meter kubik. Besar biaya bergantung pada kualitas air gambut yang diolah.

Saat ini diperkirakan luas hutan dan lahan gambut yang tersisa sekitar 21 juta hektar. Jutaan penduduk di lokasi itu masih memanfaatkan air gambut untuk keperluan sehari-hari, selain air tadah hujan.

Pemenuhan kebutuhan air bersih di Indonesia masih sangat kurang. Diperkirakan hanya 30 persen dari kebutuhan yang terpenuhi. Bahkan, di kawasan lahan gambut marginal diperkirakan hanya 10 persen penduduk yang memiliki akses air bersih.

Hasil riset pengolah air gambut memberikan sumbangan nyata. Pemanfaatannya sekaligus juga untuk pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium 2015 melalui peningkatan akses terhadap air bersih.



disalin & ditempel oleh : wisdeni sumber

Biofiltrasi, Manfaatkan Mikroba untuk Pengolahan Air


Rudy NugrohoInstalasi proses biofiltrasi dengan filter "sarang tawon" sebagai media tumbuh mikroba.

JAKARTA, KOMPAS.com - Air bersih di perkotaan semakin sulit tersedia karena tingginya pencemaran. Pengolahan air sederhana kadang tidak mampu mengolah air sungai atau dari sumber lain menjadi air bersih.
Pusat Teknologi Lingkungan, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menerapkan dan mengembangkan teknologi biofiltrasi dan ultrafiltrasi untuk mengatasi permasalahan tersebut.
"Biofiltrasi beda dengan filtrasi biasa. Filtrasi hanya menyaring kotoran yang melayang kalau bio memakai mikroorganisme. Mikroorganisme itu yang akan menguraikan kotoran yang terlarut," kata Dr. Rudy Nugroho, perekayasa BPPT, yang mengembangkan teknologi ini.
Teknologi biofiltrasi sebenarnya diaplikasikan sebagai pre-treatment sebelum air diolah dengan pengolahan air biasa, yang meliputi penyaringan, penyesuaian pH, penjernihan dan penambahan klor. Biofiltrasi didasarkan pada banyaknya limbah organik di air.
Rudy menjelaskan, teknologi biofiltrasi sebenarnya sederhana. "Kita tempatnya media sebagai tempat tumbuh bakteri. Medianya disebut sarang tawon. Prinsipnya, bagaimana mikroba yang menguraikan organik itu banyak. Kita bikin luas permukaan besar."
Untuk membuat luas permukaan besar, media dibuat memiliki banyak lipatan, Masing-masing lembaran PVC dilengkungkan dan disusun sedemikian rupa sehingga menyerupai sarang tawon seperti namanya.
Inokulasi mikroorganisme tidak diperlukan sebab mikroorganisme secara alami telah tumbuh di air. Jenis mikroorganismenya antara lain Nitrosomonas dan Pseudomonas. Yang dilakukan di sini hanyalah membuat "rumah" tempat tinggal "gelandangan" mikroorganisme.
Menurut Rudy, proses biofiltrasi berlangsung selama 30 menit hingga 1 jam. Selama proses ini, air yang diolah terus mengalir. Bakteri yang ada akan mereduksi zat organik, membersihkan air.
Pengaturan bisa dilakukan sehingga air berada di tangki biofiltrasi selama waktu yang diperlukan. Setelah proses biofiltrasi, air siap diolah seperti proses yang biasa dilakukan.
Biofiltrasi telah diaplikasikan di PAM Taman Kota, Jakarta. Instalasi pengolahan air itu memakai air dari kawasan Pesanggrahan yang berwarna hitam dan kualitasnya buruk. Selama bertahun-tahun, PDAM tersebut non aktif.
"PAM itu tutup, tidak berani dioperasikan. Kalau dioperasikan airnya pun kotor sehingga masyarakat komplain. Berkat biofiltrasi ini, PAM itu bisa beroperasi lagi," papar Rudy saat ditemui Kompas.com, Rabu (12/9/2012).
Pusat Teknologi Lingkungan memulai riset aplikasi biofiltrasi untuk pengolahan air sejak tahun 2008. Tanggal 25 Juni 2012 lalu, uji perdana dilakukan.
Sementara 6 September 2012 lalu, penggunaan biofiltrasi diresmikan dalam pengolahan air di Jakarta diresmikan oleh PT PAM Lyonnaise Jaya (PALYJA).
Rudy mengatakan, Instalasi PAM di Cilandak, Jakarta selatan, juga kini berminat menggunakan teknologi biofiltrasi itu. Teknologi biofiltrasi memungkinkan pengolahan air dengan kualitas sangat buruk dari sumber air manapun menjadi air yang layak dikonsumsi.



disalin & ditempel oleh : wisdeni sumber

Unsur Seumur Jagung 113 Berhasil Diciptakan


Proses terurainya unsur 113. Unsur terurai secara bertahap melepaskan partikel alfa yang terdiri dari 2 proton dan 2 neutron hingga akhirnya menjadi unsur 101 atau Mendelevium.

TOKYO, KOMPAS.com - Ilmuwan Jepang akhirnya berhasil menciptakan unsur buatan 113, salah satu unsur yang 'hilang' dalam Tabel Periodik Unsur.

Unsur 113 adalah atom dengan 113 proton di inti atomnya. Unsur ini harus dibuat di laboratorium sebab tak pernah ditemukan keberadannya di alam. Unsur ini hanyalah salah satu unsur buatan yang berhasil diciptakan ilmuwan.

Sebelumnya, unsur ini sangat sulit diciptakan. Namun, pada Rabu (26/9/2012), tim ilmuwan dari RIKEN Nishina Center for Accelerator-Based Science di Jepang menyatakan kesuksesan membuat unsur ini. 

Pada percobaan tanggal 12 agustus 2012, unsur yang tidak stabil tersebut terbentuk dan segera terurai, meninggalkan data yang kemudian digunakan ilmuwan sebagai dasar penentu keberhasilannya.

"Selama 9 tahun, kami telah mencoba mencari data yang secara kuat membuktikan unsur 113, dan sekarang pada akhirnya kita memilikinya. Ini seperti beban berat akhirnya diangkat dari pundak kita," kata Kosuke Morita, pimpinan tim peneliti.

Jika keberhasilan ini nantinya bisa dikonfirmasi, maka ini akan menjadi prestasi Asia pertama menciptakan unsur buatan baru. Sebelumnya, hanya ilmuwan Amerika Serikat, Rusia dan Jerman yang berhasil.

"Tantangan kami berikutnya, kami akan mencari elemen 119 dan yang di atasnya," ungkap Morita seperti dikutip Livescience.

Ilmuwan saat ini sedang terus mencoba menciptakan atom yang lebih besar. Ilmuwan bertanya-tanya tentang batas ukuran terbesar suatu atom.

Unsur buatan pertama berhasil dibuat tahun 1940. Selanjutnya, sudah 20 unsur buatan yang berhasil diciptakan. Seluruh unsur buatan bersifat tidak stabil, paling lama hanya berumur beberapa detik.

Untuk menciptakan unsur 113, Morita menumbukkan inti atom Seng (dengan 30 proton) pada lapisan tipis Timah Wurung (terdiri dari 83 proton). Begitu tercipta, unsur 113 langsung terurai dengan melepaskan partikel alfa yang memiliki 2 proton dan neutron. Proses penguraian terjadi 6 kali, mengubah unsur 113 menjadi unsur 111, 109, 107, 105, 103 dan akhirnya 101 atau Mendelevium.

Sebelumnya, Morita dan rekannya telah mencoba menciptakan unsur 113 pada tahun 2004 dan 2005. Namun, jejak penguraian unsur tersebut tidak lengkap sehingga terciptanya unsur 113 tak bisa dikonfirmasi. Kini, keberhasilan mereka berhasil dibuktikan.


disalin & ditempel : wisdeni sumber

Nyamuk Mandul Memberantas DBD


Nyamuk Aedes aegipty

KOMPAS.com - Metode pengasapan insektisida untuk memberantas nyamuk demam berdarah dengue belumlah optimal, bahkan membuat nyamuk Aedes aegypti—vektor DBD—menjadi resistan. Kini, ada alternatif mengurangi populasi nyamuk, yakni menebarkan nyamuk-nyamuk mandul.

Bergelut dengan nyamuk sejak tahun 2004, Ali Rahayu, peneliti pada Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), membuktikan, teknologi serangga mandul (TSM) mampu mengurangi populasi nyamuk Aedes aegypti. Teknologi serupa sebelumnya sukses diterapkan pada eradikasi lalat ternak Cochliomyia hominivorax di Pulau Curacao, Amerika Serikat, tahun 1958-1959. Di Indonesia, penelitian fokus pada pengendalian populasi lalat buah Bactrocera carambolae serta nyamuk vektor DBD dan malaria.

Secara teknis, nyamuk jantan dimandulkan dengan diberi paparan radiasi sinar gamma sebesar 70 gray. Nyamuk dimasukkan dalam tabung-tabung kaca berukuran sama dan diletakkan dalam jarak tertentu dari sumber radiasi. Dua menit saja, ratusan hingga ribuan nyamuk menjadi mandul karena kerja sperma mereka terganggu.

Paparan sinar gamma itu tergolong sangat kecil. Bandingkan dengan makanan yang diawetkan dengan paparan sinar gamma yang mencapai 10.000 gray. Oleh karena itu, Ali berpendapat, iradiasi tersebut tak akan menghasilkan mutan dan tak akan berpengaruh pada hewan pemangsa nyamuk dalam rantai mangsa.

Penembakan sinar gamma langsung ke tubuh nyamuk lebih efektif dibandingkan dengan melakukannya pada larva. Larva nyamuk berada di air sehingga menghambat iradiasi. Nyamuk, sejak usia satu hari, sudah memungkinkan untuk dimandulkan.

Nyamuk-nyamuk itu kemudian dilepaskan di rumah-rumah penduduk dengan perbandingan sembilan nyamuk jantan mandul per satu ekor nyamuk di tiap rumah. Artinya, jika ditemukan lima ekor nyamuk, ada 45 nyamuk jantan dilepaskan.

Nyamuk-nyamuk mandul hanya akan mengganggu populasi nyamuk Aedes aegypti karena telur-telur yang dihasilkan nyamuk betina tidak akan terbuahi. Secara teori, otomatis jumlahnya di alam akan berkurang.

Di lapangan, perlakuan seperti itu berlangsung satu kali sepekan dalam lima minggu berturut-turut di tiga tempat, yaitu di Kota Salatiga, Kabupaten Banjarnegara, dan Bangka Barat. Meski dengan kondisi geografis berbeda, cara tersebut menunjukkan hasil serupa. Populasi nyamuk menurun hingga 95,23 persen. Kondisi itu bertahan 3-6 bulan hingga kasus DBD kembali muncul.

Idealnya, lanjut Ali, perlakuan sama harus diulang dalam kurun waktu 3-6 bulan kemudian. Ini jauh lebih efektif ketimbang teknik pengasapan insektisida, yang biasanya hanya bertahan 30 menit dan tak mampu mematikan larva.

Biaya yang dibutuhkan juga jauh lebih murah ketimbang pengasapan. Untuk lima kali pelepasan nyamuk di 100 rumah, misalnya, hanya dibutuhkan biaya Rp 180.000. Bandingkan dengan pengasapan yang bisa mencapai Rp 1 juta dengan frekuensi yang sama.

Masyarakat pun tidak perlu khawatir karena nyamuk jantan tak mengisap darah manusia seperti nyamuk betina yang membutuhkannya untuk mematangkan telur-telurnya. Nyamuk jantan lebih sering hinggap di tanaman dan mengambil sari-sari bunga.

”Pada awalnya agak sulit karena banyak orang justru ketakutan ketika rumah mereka disebar nyamuk meskipun itu adalah nyamuk jantan yang tidak pernah hinggap di tubuh manusia,” ujar Ali.

Meskipun populasi nyamuk Aedes aegypti berkurang, Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir (B2P2VRP) Bambang Heriyanto mengungkapkan, tak dapat disimpulkan bahwa kasus DBD ikut berkurang.

”Banyak faktor yang mengakibatkan kasus DBD terjadi. Walaupun lingkungan rumah sudah steril, seseorang dapat terkena virus di lokasi lain,” ujar dia.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Salatiga Sovie Harjanti menyebutkan, di Kota Salatiga, hingga September 2012, ada 15 kasus DBD ditemukan. Angka kasus terus turun sejak 2010 yang mencapai 155 kasus. Tahun 2012, wilayah endemis DBD yang dijadikan lokasi penelitian, yaitu Kelurahan Sidorejo Lor dan Kelurahan Blotongan, tidak lagi ditemukan kejadian DBD.

”Namun, saya belum dapat menyimpulkan menurunnya angka kasus ini karena uji coba tersebut atau faktor lain. Sebab, cuaca juga mendukung, saat ini musim kemarau lebih panjang,” kata Sovie.

Dikaji lama

Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Kementerian Kesehatan Winarno mengungkapkan, pihaknya masih akan mengkaji metode TSM untuk dimasukkan dalam kebijakan. ”Kami perlu berhitung juga, seberapa besar biayanya, dikalikan siklus berapa kali pelepasan harus dilakukan dalam satu tahun, di wilayah mana saja, perlu nyamuk berapa banyak,” ujarnya. Tahun 2008, pengkajian ini sebenarnya sudah dimulai.

Ia mengatakan, TSM kemungkinan akan menjadi salah satu alternatif penanggulangan DBD. Sebab, selama ini, program pemberantasan sarang nyamuk serta pengasapan masih banyak memiliki kelemahan. Penanggulangan DBD akan lebih optimal jika disesuaikan dengan karakteristik wilayah dan masyarakat setempat.

Secara nasional, angka kasus DBD ditargetkan maksimal apabila mencapai angka 55 kejadian per 100.000 jiwa pada tahun 2014. Winarno optimistis target itu tercapai karena mulai tahun 2011 dan 2012, kasus DBD rata-rata menurun.

Apa pun hasilnya, TSM merupakan cara lain pemanfaatan teknologi nuklir, selain untuk pembangkit listrik yang hingga kini diliputi pro-kontra.


disalin & ditempel oleh : wisdeni sumber
 

IKATAN WIDYAISWARA INDONESIA Copyright © 2011 -- Template created by I W I -- Powered by Blogger