Senin, 22 Oktober 2012

2013, Pemerintah Targetkan Bangun Industri Nano Teknologi


JAKARTA (Berita SuaraMedia) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan industri dalam negeri bisa menggunakan nano teknologi dari hasil riset and development (R&D) yang dilakukan oleh Kemenperin dan Kementerian Riset dan Teknologi. 

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin Dedi Mulyadi mengatakan, pihaknya berharap dalam waktu tiga tahun ke depan riset gabungan tersebut sudah dapat menghasilkan setidaknya satu produk nano teknologi yang dapat diaplikasikan di industri nasional. 

"Karena kebutuhan nano teknologi di industri nasional sangat besar. Sebagian besar nano teknologi yang digunakan industri nasional adalah produk dari luar negeri," kata Dedi di Jakarta.

Selain itu produk nano teknologi buatan dalam negeri, diklaim Dedi, akan mengurangi biaya perusahaan karena harga jualnya yang lebih rendah.

"Selama ini, produk nano teknologi yang dibuat R&D dalam negeri hanya sebatas prototype bukan untuk diaplikasikan," jelasnya.

Dedi mengatakan, pada saat ini sebanyak 12 perusahaan yang tergabung dalam Asosiasi mikro dan nano teknologi Indonesia  siap untuk mengunakan hasil dari R&D gabungan.
"12 perusahaan ini  bergerak di sektor industri keramik, tekstil, kosmetik dan cat. Kalau yang akan diproduksi, sesuai dengan kebutuhan mereka, dan akan langsung mengunakan," tuturnya.

Menurutnya, BPPI telah mendapatkan penghargaan dari Badan Penelitian dan Pengembangan Teknologi (BPPT) sebagai lembaga penelitian dan pengembangan (litbang) pemerintahan terbaik.

"Kalau target kami pada 2013 itu tidak tercapai, maka saya akan kembalikan penghargaan itu," tegasnya.

Untuk mempromosikan hasil-hasil penelitian litbang industri, BPPI akan menggelar Research and Development (R&D) Expo pada 9-12 Juni di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta. Acara ini bertujuan agar kemajuan riset nano teknologi yang sudah ada, bisa tersosialisasi dan digunakan dengan baik.

Selain itu, kapasitas dan produktivitas penelitian serta industri dapat meningkat. Sehingga, dapat mendongkrak kontribusi sektor industri terhadap perekonomian nasional.

R&D Expo 2010 akan menghadirkan sekitar 90 stan yang berasal dari sektor pertahanan dan keamanan, pangan, energi, kesehatan, teknologi komunikasi dan informasi, transportasi dan obat-obatan.

"Kita targetkan 1.500 pengujung, dana aka nada transaksi bisnis," terangnya.

Pameran tersebut, kata dia, bertujuan untuk mendekatkan nanoteknologi kepada dunia usaha.

"Mudah-mudahan akan ada kerja sama bisnis,"ujar Dedi.

Presiden SBY, lanjutnya, juga menyarakankan agar nanoteknologi bisa dikuasai oleh Indonesia.

Dedi mengakui, hingga saat ini, nanoteknologi belum digunakan secara maksimal di industri dalam negeri.

"Sampai saat ini, belum digunakan sama sekali di industri kita,"ucapnya.

Sementara itu, Director EdWar Technology Edi Sukur mengatakan, ukuran nano sangat kecil, sehingga untuk melihatnya harus menggunakan mikroskop khusus. Dan mikroskop khusus ini belum pernah dibuat di Indonesia.
"Ukuran nano itu seperti bola basket berbanding dunia, harus menggunakan mikroskop khusus untuk melihatnya, mikroskop ini harganya sekitar Rp2 miliar hingga Rp3 miliar," kata Edi.


disalin & ditempel oleh : wisdeni sumber

Martha Tilaar Raih Anugerah Perekayasa Utama Kehormatan

Kepala BPPT (Kiri) dan Martha Tilaar (Kanan) dalam konferensi pers, usai berlangsungnya penghargaan perekayasa utama kehormatan [SP/Ari Supriyanti Rikin]
Kepala BPPT (Kiri) dan Martha Tilaar (Kanan) dalam konferensi pers, usai berlangsungnya penghargaan perekayasa utama kehormatan [SP/Ari Supriyanti Rikin] 
[JAKARTA] Dr (H.C) Martha Tilaar menjadi wanita pertama yang meraih anugerah perekayasa utama kehormatan tahun 2012. Penghargaan tersebut diberikan Badan Penerapan dan Pengkajian Teknologi (BPPT) dan telah berlangsung sejak tahun 2007. Pendiri dan Presiden Direktur Martha Tilaar Group ini berhasil meraih penghargaan itu atas karya nyatanya mengolah kearifan lokal dalam bidang kesehatan dan komestika alami.

Martha Tilaar menyatakan bahwa penghargaan tersebut adalah suatu kehormatan yang sangat berharga. Wanita kelahiran Kebumen 4 September 1937 menambahkan selama 42 tahun sejak berdiri Martha Tilaar Group telah menghasilkan produk-produk inovatif berbasis tanaman khas Indonesia dan kearifan lokal masyarakat Indonesia untuk kecantikan dan kesehatan.

"Saya bertekad untuk terus mendalami khasiat tanaman-tanaman Indonesia berdasarkan kearifan budaya dan pengetahuan leluhur yang sudah berkembang di masyarakat, khususnya untuk kesehatan dan kecantikan. Semua ini kemudian dipadukan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menciptakan inovasi-inovasi dan kreasi-kreasi baru mengikuti perkembangan tren," katanya di sela penganugerahan perekayasa utama kehormatan di Jakarta, Kamis (13/9).

Sebagai pengusaha, Martha Tilaar memulai bisnis pertamanya dengan membuka salon kecil di garasi orang tuanya berukuran 4X6 meter. Bahkan kini ia memilliki Kampoeng Djamoe Organik Martha Tilaar dan telah membudidayakan 650 macam tanaman Indonesia untuk mempromosikan upaya-upaya pelestarian kekayaan alam Indonesia khususnya konservasi tanaman untuk obat, komestik dan aromatik. 

Hanya saja, peraih Doctor Honoris. Causa in Fashion and Artistry tahun 1984 dari World University of Tucson, Arizona, Amerika Serikat ini merasa perlu upaya sinergi agar paten di bidang jamu dan obat-obatan tradisional dipercepat sebelum diklaim negara lain.

Ia mengaku pihaknya meriset 34 penemuan dalam sepuluh tahun hanya lima yang berhasil dipatenkan.

Menjawab hal itu, Kepala BPPT Marzan Aziz Iskandar menyatakan proses paten harus melewati prosedur yang panjang dan memakan waktu. Di Indonesia waktu tunggu bisa mencapai dua tahun untuk memastikan paten tersebut belum diberikan sebelumnya.

Mengenai sosok Martha Tilaar yang meraih penghargaan, Marzan memandang kiprah Martha Tilaar memiliki esensi dalam kegiatan perekayasaan yang terdiri dari riset, development, engineering dan operation.

"Teknologi berperan sangat signifikan dalam usaha kesehatan, kecantikan, komestik alami yang sudah begitu lama digeluti. Semoga penghargaan ini terus memacu beliau memanfaatkan iptek dalam pengembangan produknya," ucapnya.

Apalagi di Indonesia terdapat sekitar 30.000 jenis tanaman dan 7.000 jenis di antaranya diduga berpotensi untuk obat. Upaya Martha Tilaar menambah nilai pada sumber daya alam Indonesia diharapkan mencegah adanya ekspor bahan baku mentah dan ironisnya diimpor kembali ke dalam negeri.



disalin & ditempel oleh : wisdeni sumber
 

IKATAN WIDYAISWARA INDONESIA Copyright © 2011 -- Template created by I W I -- Powered by Blogger