Minggu, 21 Oktober 2012

BPPT: Lebih Murah Buat Sendiri Ketimbang Beli Pesawat Israel


BPPT Lebih Murah Buat Sendiri Ketimbang Beli Pesawat Israel
Kepala BPPT Marzan Aziz--ANTARA/ Ujang Zaelani/bb
JAKARTA--MICOM: Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Marzan Aziz Iskandar mengatakan lima pesawat tanpa awak yang akan dibuat ilmuwan dalam negeri diprediksi menghabiskan dana sekitar Rp6 miliar.Marzan menyebut angka tersebut tidak mahal. 

Ia membandingkan dengan harga pesawat pengintai yang pernah hendak dibeli dari Israel. Harga empat pesawat tanpa awak tersebut senilai US$16 juta. 

“Tahun depan kita sudah rencanakan akan merealisasikan satu skuadron ini. Fungsinya ini untuk pengintaian, penginderaan dari udara jadi menggunakan kamera, dia bisa mengambil video dari kondisi di darat dan udara dan mengirimnya secara langsung ke stasiun pengamat di darat secara real time,” tuturnya di Jakarta, Kamis (11/10). 

Ia sebelumnya memberikan presentasi langsung kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Pangkalan Udara TNI-AU Halim Perdanakusuma, Jakarta. 

Setelah meninjau pesawat tanpa awak yang selesai melakukan uji coba, Kepala Negara menyetujui pembuatan sebuah skuadron Pesawat Udara Nir Awak (PUNA) untuk menjaga kedaulatan RI di wilayah perbatasan. Tahap awal akan dibuat lima pesawat yang akan dibuat ilmuwan dalam negeri. 

Marzan menambahkan, dari lima pesawat prototype yang dibuat BPPT dengan menghabiskan dana riset sekitar Rp10 miliar, hanya satu yang diuji coba terbang di bandara Halim. 

Pesawat yang diberi nama Wulung ini merupakan hasil pengembangan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pertahanan dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), bekerja sama dengan Unnamed Combat Ariel Vechicle (UCAV). Pagi tadi, PTTA Wulung telah melakukan demo terbang di Pangkalan Udara TNI-AU Halim. 

PTTA Wulung dapat dipergunakan untuk kepentingan militer dalam pengamatan wilayah. Bahkan fungsinya dapat menggantikan pesawat tempur UCAV (Unnamed Combat Ariel Vechicle). Selain itu, pesawat tersebut juga dapat digunakan untuk kepentingan sipil, seperti penanganan kebakaran hutan dan pembuatan hujan buatan. 

Pesawat terbang tanpa awak ini memiliki spesifikasi bentangan sayap 6,36 meter, panjang 4.32 meter, tinggi 1.32 meter, serta berat 120 Kg. Puna Wulung memakai mesin 2 tak. Untuk mendapatkan tenaga yang optimal, bahan bakar dipilih dari jenis pertamax. Bahan material pesawat ini menggunakan komposit (komposisi serat kaca, fiber, karbon). Sehingga mendapatkan struktur pesawat yang ringan. 

Pesawat mampu terbang selama 4 jam tanpa henti. Jarak tempuh yang maksimalnya 70 kilometer, dengan kecepatan jelajah 52 hingga 69 knot. Puna Wulung bisa dikendalikan dengan jarak 73 kilometer dari remote control. Puna Wulung mampu terbang hingga ketinggian 12 ribu kaki, namun yang sudah diujikan setinggi 8.000 kaki.



disalin & ditulis oleh : wisdeni sumber

0 komentar:

Posting Komentar

 

IKATAN WIDYAISWARA INDONESIA Copyright © 2011 -- Template created by I W I -- Powered by Blogger